Sanditon
Sanditon (1817) adalah sebuah novel yang belum selesai ditulis oleh penulis Inggris, Jane Austen. Pada Januari 1817, Austen mulai mengerjakan novel baru yang ia sebut The Brothers, kemudian berjudul Sanditon dan menyelesaikan sebelas bab sebelum berhenti bekerja pada pertengahan Maret 1817. Alasan Austen berhenti menyelesaikan novel ini diduga karena sakit[1]. Draf tersebut kemudian diterbitkan pertama kali oleh Robert William Chapman pada tahun 1925 dengan judul Fragment of A Novel[2].
Alur cerita
[sunting | sunting sumber]Novel ini menceritakan kisah Charlotte Heywood, putri sulung yang masih tinggal di rumah orangtuanya di Willingden, Sussex. Cerita bermula ketika kereta kuda Tuan dan Nyonya Parker dari Sanditon terguling di sebuah bukit dekat rumah Heywood. Tuan Parker terluka dalam kecelakaan itu dan keretanya perlu diperbaiki sehingga Parker harus tinggal bersama keluarga Heywood selama dua minggu. Selama waktu ini, Tuan Parker berbicara panjang lebar tentang Sanditon, sebuah kota yang hingga beberapa tahun sebelumnya merupakan desa nelayan kecil yang sederhana. Dengan mitra bisnisnya, Lady Denham, Tuan Parker berharap untuk membuat Sanditon menjadi resor tepi laut yang modis. Antusiasme bisnis Parker yang luar biasa untuk meningkatkan dan memodernisasi Sanditon telah membuat ia menjadi pebisnis sukses yang mampu memasang bak mandi modern di rumah barunya yang terletak di dekat pantai. Setelah mengobati kaki Tuan Parker dan memperbaiki kereta kudanya, Tuan Parker kembali ke Sanditon dan mengajak Charlotte ikut serta.
Setibanya di Sanditon, Charlotte bertemu dengan penduduk kota. Hal menarik di antara penduduk Sanditon adalah Lady Denham, seorang janda dua kali yang menerima kekayaan dari suami pertamanya dan gelar dari suaminya yang kedua. Lady Denham tinggal bersama keponakannya yang bernama Clara Brereton, seorang wanita muda yang manis dan cantik namun miskin. Selain itu, ia juga tinggal bersama Sir Edward Denham dan saudara perempuannya, Esther. Sir Edward digambarkan sebagai pria yang konyol dengan muka yang sangat kemerahan, namun tampan. Selain itu, keponakan-keponakan Lady Denham dari suami keduanya juga ikut tinggal di Sanditon. Kerabat-kerabat yang tinggal bersama Lady Denham tersebut dianggap mencari kekayaan Lady Denham.
Setelah menetap dengan Keluarga Parker dan bertemu dengan berbagai tetangga, Charlotte dan Tuan dan Nyonya Parker dikejutkan oleh kunjungan dari dua saudara perempuan dan adik laki-laki Tuan Parker yang semuanya dinyatakan disabilitas. Namun, melihat tingkat aktivitas dan tenaga mereka, Charlotte dengan cepat menduga bahwa keluhan mereka dibuat-buat. Diana Parker, saudara perempuan Tuan Parker, datang untuk menjaga rumah keluarga kaya yang berasal dari Hindia Barat, meskipun dia tidak secara khusus diminta untuk membantu. Dia juga membawa kabar tentang pesta besar sekolah perempuan yang berniat untuk liburan musim panas di Sanditon. Berita ini menimbulkan kegemparan di kota kecil itu, terutama bagi Tuan Parker yang sangat menginginkan promosi pariwisata di kota itu.
Rombongan murid sekolah perempuan Nyonya Griffiths yang berkunjung ke Sanditon ternyata merupakan bagian dari keluarga kaya yang berasal dari Hindia Barat. Para pengunjung terdiri dari Nona Lambe, seorang remaja keturunan Antigua-Inggris, dan dua Nona Beauforts, gadis Inggris yang baru saja tiba dari Hindia Barat[3]. Dalam waktu singkat, Lady Denham memanggil Nyonya Griffiths untuk memperkenalkan Miss Lambe, wanita muda yang sakit-sakitan dan kaya raya yang ingin dinikahi oleh keponakan Lady Denham, Sir Edward.
Sebuah kereta tiba-tiba datang dengan membawa Sidney Parker, kakak tertua kedua Tuan Parker. Ia akan tinggal di kota selama beberapa hari dengan dua teman yang akan segera menyusul. Sidney Parker berusia sekitar 27-28 tahun. Perawakan Sidney yang tampan dengan gaya fesyen trendi membuat Charlotte merasa tertarik padanya.
Cerita berakhir ketika Nyonya Parker dan Charlotte mengunjungi Sanditon House, kediaman Lady Denham. Di sana, Charlotte melihat Clara Brereton duduk dengan Sir Edward Denham di sisinya melakukan percakapan intim di taman dan menduga bahwa mereka pasti memiliki hubungan rahasia. Ketika mereka tiba di dalam, Charlotte mengamati bahwa potret besar Sir Henry Denham tergantung di atas perapian sedangkan suami pertama Lady Denham, yang memiliki Sanditon House, hanya mendapat tempat di sudut — seolah-olah diharuskan untuk duduk di kursinya dan melihat tempat terbaik di rumahnya diduduki oleh Sir Henry Denham.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Tomalin, Claire. Jane Austen. hlm. 261.
- ^ "Sanditon". Jane Austen's Fiction Manuscript. Diakses tanggal 18 Oktober 2022.
- ^ "Sanditon". Project Gutenberg Australia. Diakses tanggal 14 Oktober 2022.