Lompat ke isi

Yamamah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yamamah (merah muda) pada masa awal Islam, menurut Al-Hamdani dan Al-Hamawi.

Yamamah (bahasa Arab: اليمامة, Al-Yamāmah) adalah nama suatu daerah lama di Jazirah Arabia bagian tengah, yang dahulu dibatasi oleh daerah Bahrain di utara, Al-Hasa di timur, Hijaz di barat, serta Najd dan Yaman di selatan.[1][2] Kata al-yamamah dalam bahasa Arab berarti 'burung merpati'.[3] Saat ini Yamamah merupakan bagian tengah dari Najd, yang kini telah meliputi wilayah yang lebih luas.[2]

Bangsa Arab pada zaman dahulu kerap membagi Jazirah Arabia menjadi beberapa daerah geopolitis, antara lain Hijaz, Yaman, Najd, Tihamah, Ihsa' (Al-Hasa'), dan Yamamah.[1] Lokasi Yamamah terletak di tengah-tengah Jazirah Arab, membuatnya menjadi tempat persinggahan suku-suku Arab, dalam perjalanan mereka menuju wilayah utara dan timur jazirah.[2] Kota terbesar di Yamamah pada masa pra-Islam adalah Hajr, yang bertanah yang subur dan banyak airnya.[2]

Sebelum abad ke-6, Yamamah merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Bani Kindah; namun setelah itu Bani Hanifah yang bersekutu dengan Sassania mengantikannya sebagai kekuatan berpengaruh di sana.[2] Selain itu, suku-suku lainnya yang menghuni Yamamah antara lain adalah Bani Tamim, Bani Amir bin Sha'sha'ah, Bani Bahilah, Bani Dabbah, Bani Numair, dan Bani Qudha'ah.[2]

Pada masa awal penyebaran Islam, Musailamah al-Kadzdzab memimpin Bani Hanifah dan suku-suku Yamamah lainnya untuk menentang kepimpinan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.[2] Pada tahun 634, pasukan Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid berhasil mengalahkannya dalam Pertempuran Yamamah.[2] Pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah, gerakan Khawarij sempat menguasai Yamamah dan memproklamirkan Najdah bin Amir dari Bani Hanifah sebagai khalifah mereka.[2][4] Yamamah pada masa Kekhalifahan Bani Abbas menjadi ajang perebutan kekuasaan antara Bani Amir bin Sha'sha'ah yang bersekutu dengan Qaramithah melawan Keamiran Bani al-Ukhaidhir.[2]

Karena perdagangan bangsa Arab pada masa Kekhalifahan Fathimiyah beralih melalui tepian Laut Merah, peran penting Yamamah akhirnya menurun; sehingga ketika pengembara Nasir Khusraw berkunjung pada tahun 1051, ia menganggap Yamamah sebagai daerah yang kurang penting.[2]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (edisi ke-1). Gema Insani Press. hlm. 14-15. ISBN 979-561-714-1, 9789795617143. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Meri, Josef W. (2005). Medieval Islamic Civilization: An Encyclopedia. Routledge. hlm. 55. ISBN 1-135-45596-1, 9781135455965. 
  3. ^ Dr. Syauqi Abu Khalil (2007). Atlas Hadits: Uraian Lengkap Seputar Nama, Tempat, dan Kaum yang Disabdakan Rasulullah Saw. Niaga Swadaya. hlm. 376. ISBN 979-25-8220-7, 9789792582208. 
  4. ^ Petrushevskiĭ, Ilʹi͡a Pavlovich (1985). Islam in Iran (edisi ke-berilustrasi). SUNY Press. hlm. 42. ISBN 0-88706-070-6, 9780887060700.