Pokhara
Pokhara Lekhnath
पोखरा लेखनाथ | |
---|---|
Kota Metropolitan | |
Julukan: Kota Delapan Danau | |
Motto: Pokhara Bersih, Pokhara Hijau | |
Koordinat: 28°15′50″N 83°58′20″E / 28.26389°N 83.97222°E | |
Negara | Nepal |
Provinsi | Provinsi No. 4 |
Zone | Zona Gandaki |
Distrik | Distrik Kaski |
Didirikan | 1962 |
Pemerintahan | |
• Jenis | Mayor |
• Mayor | Mr. Man Bahadur GC |
Luas | |
• Total | 464,24 km2 (17,924 sq mi) |
• Luas perairan | 4,4 km2 (17 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 1.740 m (5,710 ft) |
Ketinggian terendah | 827 m (2,713 ft) |
Populasi (2011 (sensus terakhir)) | |
• Total | 414.141 |
• Kepadatan | 892,1/km2 (23,110/sq mi) |
• Etnis | Gurung Bahun Chhetri Khas Nepali Magar Newar |
• Agama | Hinduisme Buddhisme |
Zona waktu | UTC+5:45 (NST) |
Kode area telepon | 061 |
Situs web | pokharamun |
Pokhara adalah kota kedua terbesar di Nepal dan dikenal sebagai "Permata di Himalaya". Kota ini ramai dikunjungi turis, terutama yang menyukai olahraga ekstrem seperti paragliding, bersepeda di gunung, kano, dan ski. Pokhara juga dikenal akan keindahan alamnya yang berlokasi di kaki Pegunungan Annapurna dan dikelilingi oleh danau, di antaranya Danau Phewa dan Danau Begnas.[1][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada abad ke-17, Pokhara berada di bawah kekuasaan Dinasti Shah, bagian dari Kerajaan Kaski. Kota ini menjadi salah satu pusat perdagangan di pertengahan abad ke-18 mengingat lokasinya yang strategis di tengah rute perdagangan India dan Tibet. Saat perdagangan antara Tibet India dan Tiongkok semakin berkembang, aktivitas perdagangan di Pokhara mulai menurun. Namun, pada tahun 1959, Pokhara menjadi tempat persinggahan para pengungsi Tibet yang ingin melarikan diri ke India terkait dengan rencana penggabungan oleh Tiongkok. Pada tahun 1968, kota yang sebelumnya hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki ini, dapat diakses oleh kendaraan setelah pembukaan jalan raya Siddhartha. Penambahan berbagai akses jalan untuk kendaraan membuat kota ini berkembang menjadi salah satu tujuan wisata yang ramai dikunjungi di Nepal.[2]
Aktivitas wisata mulai terlihat di Pokhara sejak tahun 1970-an karena banyak orang yang tertarik dengan pemandangan Gunung Annapurna dan Gunung Machhapuchhre. Perjalanan naik gunung ini semakin berkembang pada akhir tahun 1980-an yang mengundang banyaknya pembangunan hotel, restoran, dan layanan wisata lainnya. Terutama sejak kampanya wisata Nepal didengungkan pada tahun 1998, semakin banyak investor lokal yang membangun fasilitas wisata di kota ini. Namun, sejak gempa besar yang melanda Nepal pada 25 April 2015, aktivitas wisata terus menurun karena jumlah pengunjung yang turun drastis dan ketakutan akan bencana alam yang mungkin melanda kawasan ini.[3]
Demografi Penduduk
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2006, jumlah penduduk Phokara diperkiran 170.000 jiwa. Pendapatan utama penduduk berasal dari wisata dan perdagangan lokal denga kota dan desa lain di wilayah Kaski dan distrik lainnya di Nepal.[4] Bahasa Nepali digunakan sebagai bahasa pengantar, walaupun masyarakat lokal yang berasal dari percampuran berbagai kelompok etnis di Pokhara tetap memiliki beberapa bahasa daerah dan dialek yang berbeda. Banyaknya turis di kota ini juga menyebabkan bahasa Hindi/Urdu dan Inggris banyak digunakan oleh masyarakat setempat.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b A Travel Guide To Pokhara. Yatra.com ; Diakses 21 November 2017.
- ^ a b Pokhara Nepal – Travel and Tourism Information. Diarsipkan 2017-12-01 di Wayback Machine. pokharatravelnepal. Diakses 20 November 2017.
- ^ Pokhara tourism passing through 'most challenging time' in history. Diarsipkan 2017-12-01 di Wayback Machine. Santhos Pokharel. 27 Jul 2015 - myrepublica.com
- ^ About Phokara. Diarsipkan 2017-11-27 di Wayback Machine. Trekkers Inn Boutique Hotel. Diakses 20 November 2017.