Resia Boroboedoer
Resia Boroboedoer (Rahasia Borobudur) adalah film petualangan tahun 1929 yang diproduseri Nancing Film Corp. Film ini dibintangi aktris Cina Olive Young dan berkisah tentang seorang gadis yang mencari abu Gautama Buddha di Candi Borobudur. Biaya produksinya menjadi penyebab kebangkrutan studio film ini.
Resia Boroboedoer | |
---|---|
Pemeran | Olive Young |
Perusahaan produksi | Nancing Film Corp |
Tanggal rilis |
|
Negara | Hindia Belanda |
Bahasa | Bisu |
Alur
suntingYoung Pei Fen merantau dari daratan Cina ke Jawa. Dalam buku milik ayahnya, Youn Lun Fah, ia mengetahui bahwa sebuah toples berisi abu Gautama Buddha tersimpan di Candi Borobudur. Penjaga candi, Gandha Soewasti, gagal melarang Young mencarinya. Saat Young berusaha mencari, air sirih menetes ke tubuhnya. Sambil menduga Gandha sebagai pelakunya, ia mencari sang penjaga dan memukulnya dengan kursi. Teman Gandha, Koesoema, mencoba membalas Young dengan ilmu hitam, tetapi dihentikan oleh sihir Gandha.
Di dalam candi, Young menemukan pintu yang membuka jalan ke bawah. Sayangnya, ia pingsan setelah gas beracun keluar dari ruangan tersebut. Gandha menyelamatkannya dan mengungkapkan bahwa ia berutang nyawa pada ayah Young, Lun Fah, yang menyelamatkannya dari seorang bandit 30 tahun sebelumnya. Gandha juga memberikan sebuah buku kepada Lun Fah. Young membatalkan pencarian abu tersebut dan menjalani hidup asketik sebagai penjaga candi bersama Gandha.
Produksi
suntingResia Boroboedoer diproduksi oleh Nancing Film Corp pada tahun 1928. Ini adalah film kedua yang diproduksi konglomerat Cina di Hindia Belanda]] setelah Lily van Java (1928) dan film pertama yang langsung ditargetkan pada penonton etnis Cina.[1] Film ini merupakan film bisu hitam putih.[2]
Olive Young, wanita ras campuran asal Shanghai, dipilih sebagai pemeran utama[1] dan dibayar 2.000 guilder Belanda setiap bulannya selama masih terlibat kontrak dengan studio ini.[3] Ia dikenal luas karena sensualitasnya dan tidak malu mencium pria secara terbuka, sesuatu yang dianggap tidak bersifat "wanita" pada masa itu.[1] Hal itu terbukti pada film ini yang menampilkan Young berkostum mirip bikini. Adegan tersebut merupakan adegan paling terbuka yang pernah ada dalam sebuah film Hindia belanda.[4]
Rilis dan tanggapan
suntingResia Borobudur dirilis di Batavia (sekarang Jakarta) pada bulan Juli 1929. Film ini gagal di pasaran dan dianggap tidak logis dan kualitas gambarnya buruk. Para penontonnya juga menyebut film ini "brengsek" karena adegan sensual Young. Kritikus film Kwee Tek Hoay mempertanyakan bagaimana bisa seorang gadis Sumatera menemukan buku berbahasa Cina atau bagaimana Young bisa berkomunikasi dengan orang Jawa yang tidak bisa berbahasa Mandarin.[3]
Nansing Film Corp bangkrut setelah film ini dirilis akibat membayar biaya hidup Young dan membangun studio besar di Batavia.[3] Young kemudian berkarier kecil-kecilan di Hollywood, sebelum dirinya meninggal dunia pada tahun 1940.[5]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- Catatan kaki
- ^ a b c Biran 2009, hlm. 88–89.
- ^ Filmindonesia.or.id, Resia Borobudur.
- ^ a b c Biran 2009, hlm. 90.
- ^ Imanjaya 2006, hlm. 107.
- ^ Biran 2009, hlm. 91.
- Daftar pustaka
- Biran, Misbach Yusa (2009). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa (dalam bahasa Indonesian). Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council. ISBN 978-979-3731-58-2.
- Imanjaya, Ekky (2006). A to Z about Indonesian Film (dalam bahasa Indonesian). Bandung: Mizan. ISBN 978-979-752-367-1.
- "Resia Borobudur". filmindonesia.or.id. Jakarta: Konfiden Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-10. Diakses tanggal 10 July 2012.
Pranala luar
sunting- Resia Boroboedoer di IMDb (dalam bahasa Inggris)