Minggu Palma

hari raya keagamaan Kristen

Minggu Palma, atau secara resmi disebut Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan, adalah hari peringatan dalam liturgi Gereja Kristen, terutama Gereja-gereja Kekristenan Timur dan Gereja Katolik Roma, yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Perayaan ini merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Dalam perayaan ini dikenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang banyak.[1] Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa sebab hal ini terjadi sebelum sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem.[1] Dalam liturgi Minggu Palma, umat umumnya mendapatkan daun palem dan ruang gereja dipenuhi ornamen palem, meniru orang banyak yang mengelu-elukan Yesus dengan daun palem.[1]

Minggu Palma
Tuhan Yesus Kristus memasuki Yerusalem pada hari Minggu Palma dengan mengendarai keledai
Nama lainMinggu Sengsara; Minggu Palma Mengenang Kesengsaraan Tuhan
Dirayakan olehKekristenan
Maknamengenang kemenangan Kristus memasuki kota Yerusalem; hari pertama Pekan Suci
KegiatanIbadah kebaktian, Misa, Liturgi Ilahi, pemberkatan dan pembagian daun palem, menenun daun palem, menggantungkan daun palem di pelbagai benda kudus
Tanggalhari Minggu sebelum Paskah
Tahun 2024
  • 24 Maret (Barat)
  • 28 April (Timur)
Tahun 2025
  • 13 April (Barat)
  • 13 April (Timur)
Tahun 2026
  • 29 Maret (Barat)
  • 5 April (Timur)
Terkait denganSabtu Lazarus, Pekan Suci
Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur

Simbol Palem dalam Minggu Palma

sunting

Daun palem adalah simbol dari kemenangan. Daun palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen.[2] Daun palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan.[2] Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13).[2]

Daun palem memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.[2]

Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi.[2] Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem.[2] Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang: kota Allah, di mana ada kedamaian.[3]

Minggu Sengsara

sunting

Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Dalam tradisi peribadahan gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palem (melambai-lambaikan daun palem), umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib.[1]

Tanggal paling awal yang mungkin adalah 15 Maret, seperti tahun 1818 dan 2285; Sedangkan tanggal paling akhir yang mungkin adalah 18 April, seperti tahun 1943 dan 2038.

Tanggal Minggu Palma
1960–2034
Menurut penanggalan Gregorian
Tahun Barat Timur
1960 10 April
1961 26 Maret 2 April
1962 15 April 22 April
1963 7 April
1964 22 Maret 26 April
1965 11 April 18 April
1966 3 April
1967 19 Maret 23 April
1968 7 April 14 April
1969 30 Maret 6 April
1970 22 Maret 19 April
1971 4 April 11 April
1972 26 Maret 2 April
1973 15 April 22 April
1974 7 April
1975 23 Maret 27 April
1976 11 April 18 April
1977 3 April
1978 19 Maret 23 April
1979 8 April 15 April
1980 30 Maret
1981 12 April 19 April
1982 4 April 11 April
1983 27 Maret 1 Mei
1984 15 April
1985 31 Maret 7 April
1986 23 Maret 27 April
1987 12 April
1988 27 Maret 3 April
1989 19 Maret 23 April
1990 8 April
1991 24 Maret 31 Maret
1992 12 April 19 April
1993 4 April 11 April
1994 27 Maret 24 April
1995 9 April 16 April
1996 31 Maret 7 April
1997 23 Maret 20 April
1998 5 April 12 April
1999 28 Maret 4 April
2000 16 April 23 April
2001 8 April
2002 24 Maret 28 April
2003 13 April 20 April
2004 4 April
2005 20 Maret 24 April
2006 9 April 16 April
2007 1 April
2008 16 Maret 20 April
2009 5 April 12 April
2010 28 Maret
2011 17 April
2012 1 April 8 April
2013 24 Maret 28 April
2014 13 April
2015 29 Maret 5 April
2016 20 Maret 24 April
2017 9 April
2018 25 Maret 1 April
2019 14 April 21 April
2020 5 April 12 April
2021 28 Maret 25 April
2022 10 April 17 April
2023 2 April 9 April
2024 24 Maret 28 April
2025 13 April
2026 29 Maret 5 April
2027 21 Maret 25 April
2028 9 April
2029 25 Maret 1 April
2030 14 April 21 April
2031 6 April
2032 21 Maret 25 April
2033 10 April 17 April
2034 2 April

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Rachman, Rasid. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
  2. ^ a b c d e f Ferguson, George. Signs & Symbols in Christian Art. New York : Oxfort University Press, 1958.
  3. ^ Sudibya, F.X. Warsito Djoko. Aneka Simbol. Jakarta Pusat : Obor, 1995.

Galeri

sunting

Pranala luar

sunting